[A.6.15 P0_40 A-2] The monophonic horns., [A.6.15 P0_40 A-2] Alat-alat musik tiup satu nada. (Indonesian), [A.6.15 P0_40 A-2] Les trompes monophones (French)

The bamboo horns (pompang) are attested from 1930 in a photo taken by Jaap Kunst showing children playing horns at Makale. According to some Toraja, the horns were introduced by the Manadonese around 1942. These flute-and-horn bands socialized young people in such way that conversions to Christianity were promoted. Pompang music may probably come from the musik melulu (bamboo horns called musik bas) of Sangir-Talaud, a group of Indonesian islands located just south of the Philippines. These bands also exist in Malaysia, in the state of Sabah, and in the southern Philippines (Taylor 1989: 15).

Les trompes en bambou pompang sont attestées dès 1930 grâce à une photo prise par Jaap Kunst qui montre des enfants jouant des trompes à Makale. Selon certains toraja, les trompes auraient été introduites par les Manadonais vers 1942. Ces ensembles de trompes ont favorisé un embrigadement des jeunes facilitant les conversions au christianisme. La musique pompang est issue de la musik melulu (trompes en bambou appelées musik bas) des îles Sanggir-Talaud, situées au sud des Philippines. Ces orchestres existent également en Malaysia, dans l’État de Sabah et au sud des Philippines (Taylor 1989 : 15). (French)

Alat-alat musik tiup dari bambu pompang dikenal sejak tahun 1930 oleh sebuah foto yang diambil oleh Jaap Kunst, yang menunjukkan anak-anak memainkan alat-alat musik tiup di Makale. Menurut beberapa orang Toraja, alat-alat musik tiup ini diperkenalkan oleh orang Manado sekitar tahun 1942. Ensambel-ensambel alat musik tiup ini memungkinkan pengumpulan anak-anak muda dan memudahkan mereka menganut agama Kristen. Musik pompang berasal dari musik melulu (alat musik tiup dari bambu yang dinamakan musik bas) dari kepulauan Sanggir-Talaud, yang terletak di sebelah selatan Filipina. Orkes-orkes ini juga terdapat di Malaysia, di Negeri Sabah dan di sebelah selatan Filipina (Taylor 1989: 15). (Indonesian)