[A.6.14 P0_37 A-1] Données sur le luth bugis, [A.6.14 P0_37 A-1] Data on the Bugis plucked lute. (anglais), [A.6.14 P0_37 A-1] Data tentang lut Bugis. (indonésien)

Sa taille est réduite : si les dimensions des luths varient d’un groupe à l’autre, l’instrument mesure en moyenne entre 80 et 90 cm. Alors que le manche évoque la rame, la tête du luth rappelle les pignons de maisons bugis ou toraja qui sont aussi en forme de bateau ou de selle retournée. Dans sa forme originelle, le corps et le manche de l’instrument sont faits dans la même pièce de bois. La cavité résonante est laissée ouverte au dos, puis fermée avec une planche en bois dans laquelle ont été percés trois trous. Dans le sud de Sulawesi, les luths ont tous deux cordes.

Its size is reduced: although the dimensions of the lutes vary from one group to the other, on average the instrument measures between 80 and 90 cm (about 2 ft 6 inches to 3 ft). Whereas its neck resembles an oar, the other side recalls the gables of Bugis or Toraja houses, which are also shaped like a boat or upturned saddle. In its original form the instrument’s neck and body were made from the same piece of wood. A resonant cavity is left open at the back, to be closed with a separate wooden board in which three holes have been pierced. In the south of Sulawesi, all the plucked lutes have two strings. (anglais)

Ukurannya lebih kecil. Jika ukuran lut-lut berbeda di kelompok satu dengan kelompok lainnya, alat musik tersebut rata-rata berukuran antara 80 sampai 90 cm. Sementara gagangnya mengingatkan kita pada dayung, sisinya yang terbalik mengingatkan kita pada gebel-gebel rumah Bugis atau Toraja yang juga berbentuk perahu atau pelana yang terbalik. Dalam bentuk aslinya, badan dan gagang alat musik tersebut dibuat dalam potongan kayu yang sama. Ceruk resonansi dibiarkan terbuka di bagian punggung, lalu ditutup dengan papan kayu yang terpisah, yang diberi tiga lubang. Di sebelah selatan Sulawesi, semua lut berdawai dua. (indonésien)